Mengenal Lebih Dekat Saturnus: Si Planet Bercincin
Dengan cincin indah yang mengelilingnya, Saturnus merupakan planet terindah pada sistem tata surya. Saturnus adalah planet terdekat keenam dari Matahari dan planet terbesar kedua setelah Jupiter pada sistem tata surya.
Walaupun Saturnus terkenal karena cincinnya, semua planet besar lain—termasuk Jupiter, Uranus, dan Neptunus—juga memilik cincin. Hanya saja, cincin Saturnus tampak lebih memukau karena berwarna kuning dan emas yang indah di seluruh permukaannya, serta memiliki lebih banyak bulan daripada planet lain di tata surya. Bahkan, beberapa bulan Saturnus merupakan salah satu tempat terbaik untuk mencari kehidupan di luar Bumi.
5 Fakta tentang Saturnus
- Saturnus adalah planet terjauh dari Bumi yang masih dapat dilihat dengan mata telanjang pada langit malam.
- Nama “Saturnus” berasal dari Dewa Kekayaan dan Pertanian Bangsa Romawi.
- Satu hari di Saturnus berlangsung selama 10,7 jam, sedangkan satu tahun di Saturnus berlangsung selama 29,4 tahun Bumi.
- Diperlukan 80 menit untuk cahaya Matahari mencapai Saturnus.
- Saturnus merupakan planet gas yang tidak lebih pada dari air, sehingga Saturnus akan mengapung jika dimasukkan ke dalam kolam air yang sangat besar.
Mengapa Saturnus Memiliki Cincin?
Cincin Saturnus yang indah tersusun dari bongkahan batu dan debu es. Ilmuwan menduga cincin Saturnus terbentuk ketika asterois, komet, dan pecahan-pecahan bulan hancur menjadi berkeping-keping akibat gravitasi Saturnus. Material penyusun cincin Saturnus memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari seukuran partikel sekecil debu hingga batuan sebesar gunung.
Cincin Saturnus membentang hingga jarak 282.000 km, namun sangat tipis. Menurut NASA, cincin-cincin utama Saturnus rata-rata hanya setebal hanya 10 m. Cincin-cincin Saturnus diberi nama sesuai urutan ditemukannya. Cincin utamanya adalah cincin A, B dan C, sedangkan cincin D, E, F dan G lebih redup dan baru ditemukan belakangan ini.
Sangat jauh dari Saturnus, terdapat sebuah cincin redup pada orbit bulan Saturnus, Phoebe. Material selalu jatuh dari cincin menuju ke Saturnus secara konstan. Hal ini berarti cincin Saturnus yang indah kemungkinan akan menghilang hanya dalam 100 tahun.
Tersusun dari Apakah Saturnus?
Lapisan terluar Saturnus tersusun dari gas-gas yang berputar — sebagian besar hydrogen dan helium. Permukaan Saturnus juga memiliki sejumlah kecil air, amonia dan gas metana, tetapi gas ini menjadi cair seiring dengan meningkatnya tekanan dan suhu di bagian dalam planet. Saturnus merupakan planet yang paling ringan (paling tidak padat) di tata surya, dengan kepadatan rata-rata lebih kecil dari air, yang berarti ia akan mengapung jika dimasukkan ke dalam bak air raksasa.
Saturnus memiliki inti padat yang tersusun dari logam seperti besi dan nikel. Inti ini dikelilingi oleh material betuan. Lapiran di atasnya terdiri dari hidrogen metalik cair. Penelitian menemukan bahwa inti Saturnus tidak padat seperti inti Bumi, melainkan seperti campuran sup yang terdiri dari batuan, es, dan cairan logam yang bergolak dan mempengaruhi tarikan gravitasi planet, yang kemudian mempengaruhi struktur cinciin raksasanya.
Atmosfer Saturnus terdiri dari 96% hidrogen dan 4% Helium, dengan sedikit kandungan air, metana, dan amonia. Angin di Saturnus jauh lebih kuat daripada angin topan di Bumi dengan kecepatan mencapai 1.755 km/jam. Awan di Saturnus memiliki warna yang bervariasi mulai dari coklat, kuning dan abu-abu. Awan-awan ini membentuk sistem badai berbentuk segi enam yang misterius dan aneh di bagian kutub utara. Kilatan petir diperkirakan 10.000 kali lebih kuat daripada yang ada di Bumi.
Apakah Manusia Pernah Menjelajahi Saturnus?
Empat wahana robotic telah berhasil mengunjungi Saturnus. Wahana Antariksa Pioneer 11 diluncurkan dari Bumi pada 5 April 1973 dan berhasil menyelesaikan penerbangan lintas planet Saturnus pada 1 September 1979.
Voyager 1 milik NASA terbang melintasi Saturnus pada tahun 1980 dan, bersama dengan Voyager 2, yang mencapai planet tersebut pada tahun 1981 mengambil hamper 16.000 gambar Saturnus, cincinnya, dan bulan-bulannya. Kedua wahana tersebut menemukan tiga bulan baru, mempelajari sistem cincin secara lebih detil, dan mengumpulkan data mengenai medan magnetic dan atmosfer Saturnus.
Penelitian Saturnus yang paling mendalam dilakukan oleh misi Cassini-Huygens yang diluncurkan dari Bumi pada 1997 dan mencapai Saturnus pada tahun 2004. Wahana Huygens mendarat di bulan Saturnus, Titan, pada tahun 2005 dan menjadi robot pertama yang mencapai permukaan bulan di tata surya bagian luar. Wahana ini berhasil mengambil foto-foto laur, kanal sungai, dan pegunungan yang menakjubkan saat mendarat. Cassini tetap mengorbit Saturnus hingga 15 September 2017, sebanyak 294 kali sebelum jatuh ke atmosfer planet dan hancur berkeping-keping. (Para ilmuwan sengaja melakuakn kecelakaan ini).
Mungkinkah ada Kehidupan di Saturnus?
Dikarenakan suhu, tekanan, dan kecepatan angin yang sangat ekstrim di Saturnus, ilmuwan memperkirakan kemungkinan yang sangat kecil tentang adanya kehidupan di planet ini. Tetapi beberapa bulan Saturnus memungkinkan adanya kehidupan dan merupakan target utama untuk penjelajahan.
Dengan lapisan atmosfer yang tebal dan benda-beda cair di permukaannya, Titan adalah salah satu tempat terbaik di tata surya untuk mencari kemungkinan adanya kehidupan. Lautan air yang tersembunyi mungkin berada di bawah kerak es Titan dan NASA telah merencanakan misi Dragonfly untuk diluncurkan pada tahun 2028 yang bertujuan untuk menjelajahi Titan secara lebih detil.
Bulan Saturnus lainnya yang juga menarik adalah Enceladus. Enceladus dikelilingi lapisan es beku dan memiliki geyser air yang tinggi dan menyembur dengan kecepatan 1.290 km/jam. Walaupun Enceladus berukuran relative kecil (berdiameter 504 km), Cassini mendeteksi metana yang berasal dari retakan yang dikenal sebagai loreng harimau di dekat kutub selatannya.
Ini merupakan petunjuk yang memungkinkan adanya kehidupan di lautan bawah tanah, tetapi metana juga dapat berasal dari hasil proses kimiawi.
Koleksi Gambar Saturnus
Disadur dari: https://www.livescience.com/space/saturn/saturn-facts-about-the-ringed-planet