Oh no! Where's the JavaScript?
Your Web browser does not have JavaScript enabled or does not support JavaScript. Please enable JavaScript on your Web browser to properly view this Web site, or upgrade to a Web browser that does support JavaScript.
banner.png
Segala Pelayanan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak GRATIS Pantau & Awasi Dana BOSP dan Laporkan Bila Ada Penyimpangan, Ketik BOSP (spasi)NPSN#isi laporan, atau Ketik BOSP(spasi)nama sekolah#kota#isi laporan, atau ketik BOSP(spasi)NIS#isi laporan, kirim ke 1771. Download JUKNIS BOSP segera
Selamat Datang
Articles

Mengapa Kalimantan Disebut "Paru-Paru Dunia"?

Kalimantan sering dijuluki "Paru-Paru Dunia" karena hutan hujannya yang luas dan lebat berperan seperti paru-paru manusia: menyerap karbon dioksida (CO₂) dan menghasilkan oksigen (O₂) untuk bumi.

Hutan Kalimantan—yang mencakup sekitar 75% wilayah Pulau Borneo—adalah salah satu hutan hujan tropis tertua di dunia, dengan pohon-pohon raksasa yang tumbuh selama jutaan tahun. Saat kita bernapas, pohon-pohon ini "membalas" dengan menyaring polusi dari udara melalui proses fotosintesis. Bayangkan, setiap pohon dewasa bisa menghasilkan oksigen cukup untuk 2-4 orang per tahun! Dengan luas hutan lebih dari 50 juta hektar, Kalimantan menjadi penjaga kualitas udara tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk seluruh planet.

Selain menghasilkan oksigen, hutan Kalimantan menyimpan karbon dalam jumlah raksasa, terutama di lahan gambutnya yang unik. Lahan gambut Kalimantan—seperti di Kapuas Hulu atau Mempawah—menampung karbon tiga kali lebih banyak daripada hutan biasa. Saat hutan dibakar atau ditebang untuk perkebunan, karbon ini dilepaskan ke udara sebagai CO₂, memperparah pemanasan global. Hutan Kalimantan juga menjadi rumah bagi 15.000 spesies tumbuhan dan hewan, termasuk orangutan, harimau, dan burung enggang gading. Kehidupan di sini saling terhubung: biji buah yang disebarkan burung tumbuh menjadi pohon baru, sementara akar pohon mencegah tanah longsor. Tanpa hutan ini, iklim lokal dan global akan semakin tak stabil.

Sayangnya, julukan "Paru-Paru Dunia" kini terancam. Hutan Kalimantan terus menyusut akibat pembakaran untuk perkebunan kelapa sawit, penambangan, dan alih fungsi lahan. Lebih dari 7 juta hektar hutan Kalimantan hilang. Akibatnya, kabut asap kerap menyelimuti kota-kota seperti Pontianak, sementara populasi satwa langka semakin terancam. Namun, harapan masih ada: program penanaman kembali, perlindungan lahan gambut, dan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan mulai dilakukan. Menjaga Kalimantan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua—karena setiap daun yang tersisa adalah napas bumi yang masih berdetak. (NADP)

annisarahman 27/08/2025 13:14:03 1134 reads 0 ratings Print

Rating is available to Members only.
Please Login or Register to vote.
Awesome! (0)0 %
Very Good (0)0 %
Good (0)0 %
Average (0)0 %
Poor (0)0 %

LAYANAN GTK
     Pencarian Data GTK
     Reg. Akun SIMPKB-ID
     Aplikasi SIMPKB
     Profesi Guru / PPG
     Login Info GTK