Oh no! Where's the JavaScript?
Your Web browser does not have JavaScript enabled or does not support JavaScript. Please enable JavaScript on your Web browser to properly view this Web site, or upgrade to a Web browser that does support JavaScript.
banner.png
Segala Pelayanan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak GRATIS Pantau & Awasi Dana BOSP dan Laporkan Bila Ada Penyimpangan, Ketik BOSP (spasi)NPSN#isi laporan, atau Ketik BOSP(spasi)nama sekolah#kota#isi laporan, atau ketik BOSP(spasi)NIS#isi laporan, kirim ke 1771. Download JUKNIS BOSP segera
Selamat Datang
Articles

6 Manfaat Bermain Untuk Menstimulasi Anak

Bagi anak-anak, bermain bukan sekadar mengisi waktu luang atau hiburan belaka. Bermain adalah pekerjaan utama mereka, bahasa universal mereka, dan pintu gerbang menuju pemahaman dunia di sekitarnya. Setiap kali mereka menyusun balok, bermain peran, mengejar bola, atau sekadar bereksplorasi di taman, sesungguhnya mereka sedang menjalani proses belajar yang mendalam dan penuh makna. Aktivitas bermain yang terlihat sederhana ini ternyata merupakan stimulator ampuh bagi perkembangan mereka secara holistik—mulai dari motorik, kognitif, sosial-emosional, hingga kreativitas. Artikel ini akan mengupas 6 manfaat penting bermain sebagai alat stimulasi yang tak tergantikan dalam membentuk fondasi pertumbuhan dan potensi optimal buah hati Anda. Mari kita telusuri bagaimana momen-momen bermain yang penuh keceriaan itu justru menjadi investasi berharga bagi masa depan mereka.

  1. Menstimulasi perkembangan otak lebih dini

Ketika lahir, bayi sudah ‘dilengkapi’ dengan koneksi antar sel otak (sinaps) yang jumlahnya sangat banyak. Ini merupakan modal anak untuk menerima informasi dari sekitarnya. Lingkungan yang menyediakan kesempatan pada anak untuk bermain secara bervariasi, membentuk dasar pengalaman yang kuat untuk masa depannya. Kurang bermain dapat menyebabkan koneksi antar neuron itu kemudian hilang.

  1. Meningkatkan kecerdasan

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Arkansas, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa anak bermain secara reguler sejak dini, dapat meningkatkan IQ-nya di usia 3 tahun. Psikolog bernama Edward Fisher bahkan telah melakukan 46 penelitian terkait bermain. Kesimpulan yang ia dapat, bermain meningkatkan kemampuan kognitif, linguistik, dan sosial.

  1. Melatih cara berpikir kreatif

Kreativitas sangat terkait dengan cara berpikir divergen, yaitu proses berpikir yang mengeksplorasi berbagai solusi dan memunculkan ide baru. Free play atau bermain secara bebas (terutama imajinatif), memberikan kontribusi yang cukup besar pada cara berpikir tersebut.

Free play atau bermain sendiri adalah sebuah bentuk bermain tak terstruktur yang mendorong anak untuk mendesain cara bermainnya sendiri. Dalam bermain, anak terdorong untuk memikirkan skenario apa yang ingin ia jalankan, di sinilah proses kreatif terjadi.

  1. Memperbaiki komunikasi, kosa kata, dan bahasa

Sebuah penelitian memperhatikan bayi yang diberi kesempatan bermain dengan mainan, ibu umumnya akan merespons dengan ikut bermain sambil mengajaknya bicara. Tiga bulan kemudian, setelah dilakukan pengetesan, ternyata bayi-bayi tersebut memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik dibandingkan yang seusianya.

Penelitian lain juga membuktikan bahwa bermain secara sosial, terutama bermain peran, dapat menjadi faktor penentu dalam kemampuan membaca, bahasa, dan menulis pada anak. Saat bermain, mereka saling berinteraksi melatih kosa kata baru, belajar memahami orang lain, serta membuat kesepakatan.

  1. Kemampuan mengontrol dorongan dan regulasi emosi

Salah satu keterampilan utama bagi anak agar siap sekolah. Kemampuan ini membuat anak mampu disuruh menunggu giliran, tidak merebut barang yang sedang dipergunakan teman, dan tahan melakukan aktivitas yang menantang.

Regulasi emosi tak hanya esensial untuk kesuksesan akademik, namun juga dalam aspek psikososial anak yang menjadi penentu kesuksesannya bersosialisasi. Anak yang memiliki kontrol emosi baik saat prasekolah akan lebih mungkin menjadi orang yang disukai dan juga kompeten secara sosial.

  1. Menumbuhkan kompetensi sosial dan empati

Bermain secara tak terstruktur dengan orang lain, termasuk orangtua, kakak, atau teman sebaya, merupakan kesempatan penting bagi anak untuk mengasah keterampilan sosialnya. Anak yang sering bermain terlihat lebih bahagia, mampu menyesuaikan diri, kooperatif, dan lebih popular di antara teman-temannya. Mereka juga memiliki rasa empati yang lebih tinggi, yaitu pemahaman yang lebih baik tentang perasaan maupun pemikiran orang lain.

mochfadhiil 21/03/2025 09:34:44 20 reads 0 ratings Print

Rating is available to Members only.
Please Login or Register to vote.
Awesome! (0)0 %
Very Good (0)0 %
Good (0)0 %
Average (0)0 %
Poor (0)0 %

LAYANAN GTK
     Pencarian Data GTK
     Reg. Akun SIMPKB-ID
     Aplikasi SIMPKB
     Profesi Guru / PPG
     Login Info GTK